Saya sudah lama menggunakan Android sebagai sistem operasi pilihan di smartphone saya. Smartphone pertama yang saya miliki adalah (Samsung) Galaxy Note yang merupakan... *uhuk*... kado ulang tahun dari istri saya. Galaxy Note itu menjadi andalan untuk menunjang kebutuhan hidup saya sehari-hari, mulai dari hal-hal yang produktif hingga hal-hal yang kurang produkt... maksud saya, hingga hal-hal yang sifatnya hiburan semata.
Android* |
Clean Master
Yang pertama adalah Clean Master. Clean Master ini sudah menjadi andalan saya untuk membersihkan storage di Android saya dari file yang sudah tidak terpakai, misalnya cache dari berbagai aplikasi atau file yang tersisa setelah uninstall (menghapus) sebuah aplikasi. Selain itu, Clean Master juga saya gunakan untuk mengelola aplikasi di Android saya seperti proses pemindahan ke SD Card atau menonaktifkan/menghapus aplikasi-aplikasi yang sudah tidak terpakai.
Yang kedua adalah WhatsApp (Messenger). WhatsApp sudah lama menjadi aplikasi andalan saya untuk urusan instant messaging atau chatting. Proses instalasinya (dan juga migrasinya) mudah karena hanya memerlukan nomor mobile phone yang sama. Tampilannya tidak ribet dan tidak direcoki iklan atau embel-embel lainnya. Intinya, simple.
Any.do
Yang ketiga adalah Any.do. Any.do adalah aplikasi to-do list andalan saya. Fitur-fitur yang membuat saya memilih Any.do di antara segudang aplikasi sejenis adalah fitur sinkronisasi dengan menggunakan akun Google, pengaturan recurring task (aktivitas berulang) yang terbilang fleksibel (bahkan untuk versi gratisnya), dan pilihan snooze yang variatif (ada pilihan snooze selamat 3 jam atau bahkan 1 hari saat saya sedang super malas, eh, sibuk). Sudah ada beberapa aplikasi sejenis yang pernah saya coba (salah satunya adalah Wunderlist), tapi saya belum berhasil menemukan pengganti Any.do untuk Android saya.
Andromoney
Yang keempat adalah Andromoney. Andromoney adalah aplikasi yang saya andalkan untuk mengelola keuangan pribadi saya. Aplikasi ini mendukung mata uang rupiah, pengelolaan lebih dari 1 rekening (tunai, bank, dsb.), pengkategorian pengeluaran/pemasukan, dan mampu menampilkan laporan pengeluaran/pemasukan yang enak dilihat dan mudah dimengerti dengan rentang waktu yang fleksibel. Satu-satunya hal yang mengganjal adalah mode pengelolaan anggaran untuk masing-masing kategori pengeluaran yang berbasis persentase dari anggaran bulanan, padahal menurut saya akan lebih baik bila setiap kategori memiliki anggaran sendiri dan keseluruhannya dapat dijumlahkan menjadi anggaran bulanan. Walaupun begitu, isu mengenai pengelolaan anggaran ini tidak signifikan sehingga saya tetap memutuskan Andromoney sebagai aplikasi pengelolaan keuangan andalan saya.
BRIMobile
Yang kelima adalah BRIMobile. BRIMobile adalah aplikasi mobile banking dari BRI. Apa yang istimewa dari BRIMobile? Aplikasi ini menjadi andalan saya karena dengan aplikasi ini saya bisa menggunakan Internet Banking tanpa menggunakan token yang dikirim via SMS. Dengan fitur Internet Banking, saya bisa menggunakan aplikasi ini tanpa tambahan biaya (berbeda dengan SMS Banking yang memotong pulsa). Dengan token yang "hard-coded" saat proses instalasi aplikasi ini, setiap transaksi tidak lagi mengharuskan kita memasukan token. Tidak lagi saya harus menunggu token atau mengorbankan pulsa untuk menerima token tersebut. Walaupun begitu, aplikasi ini tetap mengharuskan kita memasukan password untuk setiap transaksi (untuk meminimalisir kebocoran yang mungkin terjadi). Dengan kelebihan-kelebihan ini, BRIMobile menjadi aplikasi Internet Banking andalan saya sebagai nasabah BRI.
WPS Office
Yang keenam adalah WPS Office. WPS Office (sebelumnya bernama Kingsoft Office) adalah andalan saya dalam mengakses/mengolah dokumen, spreadsheet, dan presentasi di Android. Yang membuat aplikasi ini lebih istimewa adalah fitur yang memungkinkan saya untuk mengedit dokumen-dokumen yang saya simpan di Google Drive secara langsung. Saya memang belum menggunakan aplikasi ini secara intensif (karena saya masih merasa nyaman menggunakan laptop saat mengolah dokumen), tapi saya pribadi memang belum menemukan aplikasi sejenis yang bisa menggeser WPS Office dari Android saya.
Bittorrent Sync
Yang ketujuh adalah Bittorrent Sync. Bittorrent Sync sudah lama menjadi aplikasi andalan saya untuk sinkronisasi dokumen antara Android dan laptop saya. Sebelumnya saya menggunakan Dropsync yang merupakan aplikasi untuk melakukan sinkronisasi antara Android dengan akun Dropbox. Untuk sinkronisasi antara akun Dropbox dengan laptop saya cukup menggunakan aplikasi resmi dari Dropbox untuk PC. Dropsync sendiri sebenarnya terbilang handal, tapi sayang versi gratisnya hanya memperbolehkan sinkronisasi 1 folder saja (tentu saja sub-folder juga tidak diperbolehkan). Ini yang menjadi salah satu alasan kenapa saya beralih ke Bittorrent Sync. Tidak hanya itu, Bittorrent Sync juga tidak menggunakan layanan cloud storage seperti Dropbox atau Google Drive sehingga sinkronisasinya murni antara Android dan laptop tanpa adanya perantara. Ini berarti batasan ukuran file dan storage yang harus kita patuhi di layanan cloud storage pun tidak lagi menjadi kendala dengan sinkronisasi menggunakan Bittorrent Sync.
Google Keep
Yang kedelapan adalah Google Keep. Google Keep merupakan aplikasi penyimpan catatan yang ringan, tanpa embel-embel, dan mendukung sinkronisasi (hampir) real-time. Aplikasi ini menggantikan posisi Evernote di Android saya karena Evernote terlalu berat dan kompleks untuk catatan-catatan ringan yang biasa saya buat. Saya tidak mengatakan Evernote itu buruk, tapi lebih kepada tidak cocok dengan pola penyimpanan catatan yang biasa saya lakukan.
Google Play Books
Yang kesembilan adalah Google Play Books (Play Books). Play Books sudah menjadi aplikasi andalan saya dalam urusan baca-membaca e-book (dalam format PDF atau EPUB). Fitur yang disediakan sudah memadai untuk memenuhi kebutuhan baca-membaca saya seperti bookmark, mengingat halaman terakhir yang saya baca, dan menyimpan e-book di dalam Android saya (untuk dibaca saat saya offline). Akan tetapi, fitur yang benar-benar membuat saya beralih dari Aldiko ke Play Books adalah fitur sinkronisasi. Dengan Play Books, saya bisa membaca e-book di Android dan selanjutnya meneruskan membaca di laptop atau device lain yang saya miliki.
Google Drive dan Dropbox
Yang kesepuluh dan kesebelas (akhirnya daftar ini selesai juga saya buat) adalah Google Drive dan Dropbox. Kedua aplikasi ini adalah layanan cloud storage yang saat ini masih aktif saya gunakan. Google Drive saya gunakan untuk menyimpan dokumen-dokumen yang biasa saya olah secara online menggunakan Google Docs, sementara untuk file lainnya, misalnya backup data Andromoney yang saya pakai, lebih sering saya simpan di Dropbox. Walaupun begitu, 2 aplikasi ini sebenarnya tidak terlalu penting karena saya masih bisa mengakses dokumen-dokumen di Google Drive lewat WPS Office dan backup data Andromoney pun masih bisa disimpan di tempat lain.
Demikian 11 aplikasi Android yang menunjang produktivitas harian saya. Daftar di atas tentu saja tidak mencantumkan aplikasi-aplikasi built-in (pre-installed) seperti Gmail, Google Calendar, Hangouts, dan Google Maps yang juga sulit terpisahkan dari kehidupan saya sehari-hari. Daftar tersebut pun sifatnya subjektif karena lebih banyak mengacu pada kecenderungan dan pengalaman saya sendiri dalam memilih aplikasi yang saya perlukan di dalam Android saya.
--
*Gambar ditemukan lewat Google Image Search
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.